Pages

Subscribe:

Sabtu, 26 November 2016

HIV AIDS

KESEHATAN

HIV AIDS

  1. Sejarah Singkat AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodecfiency Virus).
Penyakit ini bukan penyakit keturunan atau diwarisi. Ia menyerang kekebalan
tubuh (immune system), yaitu system pertahanan alami tubuh tehadap serangan
organisme yang merupakan musuh. Penyakit ini mengakibatkan ketidak mampuan tubuh dalam memerangi infeksi atau penyakit. Penyakit AIDS sampai saat ini masih menjadi ancaman terbesar bagi kesehatan penduduk dunia. Proses
penularan yang begitu cepat dan belum ada bias menahan laju perkembangan
AIDS dalam tubuh.
  1. Keadaan AIDS di Indonesia
Kasus AIDS pertama di Indonesia ditemukan pada tanggal 5 April 1987 di Bali pada seorang wisatawan Belanda. Hingga bulan November 1991 telah
tercatat oleh departemen Kesehatan sejumlah 16 kasus AIDS yaitu 12 di Jakarta,
2 dari Bali dan 2 dari Surabaya. Di Indonesia dari tahun ke tahun selalu
meningkat penderta AIDS, factor yang sangat berpengaruh adalah pada penularan
yaitu perilaku seks berisiko tinggi, makin marak industri seks, kian banyak
pengguna narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) suntik serta factor
kemiskinan.Arti HIV / AIDS

HIV : Human Immuno Deficiency Virus
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.
Acquired artinya di dapat
Immune artinya kekebalan tubuh
Syndrome artinya kumpulan gejala penyakit
AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Menurunnya kekebalan tubuh disebabkan oleh virus HIV / Human immunodeficiency Virus, yang mengurangi kekebalan tubuh manusia

HIV yaitu virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang system kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS merupakan kumpulan gejala dan tanda penyakit. Seorang pengidap HIV karena daya tahan tubuhnya terganggu, maka ia mudah terserang penyakit, bahkan serangan sesuatu penyakit yang untuk oranglain dapat digolongkan sebagai penyakit ringan, bagi seorang pengidap HIV atau penderita AIDS penyakit tersebut dapat menjadi berat, bahkan dapat menimbulkan kematian.
1.      Bahaya AIDS / HIV
Penyebab penyakit AIDS adalah virus HIV yang ditularkan melalui airan tubuh manusia, misalnya darah, air mani, dan cairan vagina. Virus HIV akan menyerang sel –sel darah putih sehingga system kekebalan tubuh akan menurun. Hal – hal yang menyebabkan penularan HIV sangat cepat, anatara lain sebagai berikut :
a)      Bandara Internasional, elabuhan laut, jaringan jalan raya sebagai pintu masuk penyebaran penularan HIV
b)      Mudahnya melintas batas ke Negara – Negara tetangga yang tingkat penyakit AIDS/HIVnya tinggi
c)      Banyaknya kelomok berisiko tinggi menularkan penyakit AIDS/HIV
d)     Kecenderungan melakukan perilaku seks bebas
Gejala – gejala yang perlu diwaspadai terkena HIV antara lain :
a)      Hilangnya berat badan tanpa alasan melebihi 5 kg
b)      Demam yang selalu timbul serta keringat dimalam hari
c)      Rasa capek yang bertahan tanpa sebab yang jelas
d)     Diare yang kronis
e)      Membengkaknya kelenjar limfa
f)       Batuk kering yang bertahan lama
g)      Bintik – bintik putih atau nyeri yang tidak biasa pada lidah atau mulut

HIV Menjadi AIDS


Satu – satunya cara yang paling meyakinkan adalah dengan tes HIV.
Tahapan – tahapan HIV menjadi AIDS adalah sebagai berikut:
a)      Tahap awal infeksi HIV
Gejalanya mirip influenza, tapi haya berlangsung beberapa hari atau minggu kemudian hilang sendiri.
b)      Tahap tanpa gejala
Meskipun tidak menunjukan gejala, tapi pada tes darah ditemukan anti bodi HIV, yang berlangsung 5 – 7 tahun.
c)      Tahap ARC ( AIDS Related Complex)
Muncul dua gejala atau lebih, misalnya demam disertai keringat malam hari selama lebih dari 3 bulan, berat badan turun hingga 10% lebih.
d)     Tahap AIDS
Muncul infeksi oportunistik, kanker kulit, dan getah bening karena kekebalan tubuh telah rusak.
e)      Tahap gangguan otak atau susunan syaraf pusat
Mengakibatkan gangguan mental yang dapat mengakibatkan kematian.
Penularan HIV/ AIDS

Orang yang beresiko tinggi terinfeksi HIV adalah sebagai berikut :
  1. Hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV
  2. Penggunaan jarum suntik, tindik, dan tato yang tidak steril
  3. Tranfusi darah yang tercemar HIV
  4. Bayi yang selama kehamilan, persalinan atau menyusui dari ibu yang terkena infeksi HIV
Cara penularan HIv ada tiga macam, yaitu :
  1. Hubungan seksual baik secara vaginal, oral, maupun anal dengan pengidap HIV. Ini yang paling umum meliputi 80 – 90% total kasus sedunia.
  2. Kontak langsung dengan darah, produk darah atau jarum suntik. Tranfusi darah atau produk darah yang tercemar mempunyai resiko sampai lebih dari 90%, ditemukan 3 – 5 % total kasus sedunia.
  3. Transmisi secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya melalui plasenta. Resiko penularannya 25 – 40% dan terdapat kurang dari 0,1% total kasus sedunia.
Penyakit HIV tidak menular melalui kontak sehari – hari dengan penderita HIV dan tidak menular melalui udara. Jadi tidak menular dan tidak berbahaya jika :
  • Sentuhan, batuk, bersin, ciuman
  • Feses, urin, air liur, keringat, air mata
  • Donor darah
  • Kolam renang
  • Penggunaan toilet umum
  • Gigitan serangga
  • Menggunakan telepon
  1. Cara Penularan HIV/AIDS.
Cara Penularan Virus HIV/AIDS antara lain sbb:
    1. Hubungan Kelamin
Menurut Prof. Luc. Montagnier, hubungan seksual yang berupa  homoseksual, heteroseksual maupun oral seks bias menyebarkan AIDS, Kontaminasi dimulai jika ada luka saat kontak seksual tsb. Yang memungkinkan terjadinya kontak antara virus yang ada pada cairan vagina dengan darah. Jelaslah bahwa hubungan seks yang menimbulkan luka atau peradangan punya kans besar untuk terkontaminasi virus ini.
    1. Transfusi darah.
Ketika darah yang terinjeksi virus HIV masuk kesaluran darah yang sehat, maka telah terjadi penularan virus HIV.
    1. Alat-alat medis
Alat-alat medis juga dapat menjadi perantara penularan HIV, jika tidak dalam keadaan steril. Alat-alat medis seperti jarum suntik, baik untuk pengobatan, immunisasi, menindik tato, akupuntur atau yang digunakan pecandu obat bius sangat rawan sebagai media penularan virus HIV.
    1. Ibu Hamil
Bayi dalam kandungan berpotensi tertular virus HIV/AIDS apabila ibu bayi tsb. Tertular virus, baik melalui tranfusi darah atau melalui hubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS. Seorang ibu mengidap HIV/AIDS akan menularkan virus itu kepada bayinya melalui air susu ibu.
    1. Cairan tubuh
Cairan tubuh seperti cairan sperma, cairan vagina, darah dan air susu ibu dapat menjadi media penularan virus HIV/AIDS. Sementara cairan lainnya seperti keringat, air liur, air mata masih terdapat perbedaan pendapat, apakah cairan-cairan tsb. Brpotensi menularkan virus HIV/AIDS atau tidak.
    1. Donor Organ (Transplantsi)
Transplantasi adalah pemindahan jaringan atau organ tubuh, seperti jantung, ginjal, paru-paru, hati dsb. Dari stu individu ke individu lainya.
Transplantasi bertujuan sebagai cara pengobatan atau mengganti organ tubuh yang rusak dengan organ tubuh orang lain. Ketika organ tubuh yang diberikan (donor) mengidap virus HIV/AIDS, maka secara otomatis si penerima donor pun akan tertular virus juga.
  1. Masa Inkubasi
Masa Inkubasi HIV dalam tubuh penderita belum dapat dipastikan secara jelas namun, pada umumnya sekitar 6 bulan hingga 5 tahun. Pada anak masa inkubasinya lebih pendek dari orang dewasa (2 sampai 24 bulan). Dengan demikian orang yang telah tertular virus HIV baru akan kelihatan gejala klinisnya jika sudah 5 tahun kemudian. Berarti sebelum masa inkubasinya habis, penderita masih tetap sehat dan merasa dirinya merupakan penulat bagi lainnya.
  1. Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS
Secara sederhana pengertian penyakit AIDS adalah kumpulan tandan dan g ejala penyakit akibat hilanganya atau menurunnya system kekebalan tubuh manusia, sel-sel darh berfungsi untuk melawan dan membunuh kuman atau bibit penyakit yang mauk ke dalam tubuh.
Tahapan-tahapan HIN menjadi AIDS memiliki gejala-gejala sbb:
a.       Tahap awal infeksi HIV, gejalanya mirip dengan influenza (deman, rasa lemah, lesu, sendi teras nyeri, batuk, nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar), kira-kira beberapa gejala ini hilang dengan sendirinya.
b.      Tahap tanpa gejala, meskipun ia tidak menunjukan gejala, tetpi pada tes darah ditemukan antibody HIV dan disebut HIV, masa ini berlangsung 5 – 7 tahun.
c.       Tahap ARC (AIDS Related Complex), muncul gejala AIDS, ARC adalah istilah bila didapati dua atau lebih gejala-gejala yang berlangsung  lebih dari 3 bulan yaitu deman disertai dengan keringat malam, penurunan berat badan lebihh dari 10%, kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pembesarn kelenjar secara lebih luas, diare, batuk, gatal-gatal bercak merah kebiruan, sakit tnggorokan dan pendaraqhan yang tak jelas sebabnya.
d.      Tahap gangguan otak (susunan syaraf pusat), pada thap ini dapat mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mentl. Gangguan mental yang terjadi demensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi dan gangguan syaraf.
Gejala Infeksi HIV/ AIDS

  1. Beberapa hari atau beberapa minggu setelah terjadi infeksi HIV, seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan gejala – gejala seperti flu, yaitu :
1.      Demam
2.      Rasa lemah dan lesu
3.      Sendi – sendi terasa nyeri
4.      Batuk
5.      Nyeri tenggorokan
Gejala – gejala ini hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya.
  1. Selajutnya memasuki tahap dimana sudah ulai timbul gejala – gejala, tetapi gejala – gejala inipun mirip yang terjadi pada penyakit lain, yaitu :
1.      Demam berkepanjangan
2.      Penurunan berat badan (lebih dari 10% dalam waktu 3 hari)
3.      Kelemahan tubuh yang mngganggu/ menurunkan aktifitas fisik sehari – hari
4.      Pembengkakan kelenjar : dileher, lipat paha, da ketiak
5.      Diare atau mencret terus – menerus tanpa sebab yang jelas
6.      Baruk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus-menerus
  1. Kekebalan Tubuh Penderita Sangat Menurun
Pada tahap ini penderita mudah diserang penyakit lain, dan disebut infeksi oportunistik. Maksudnya adalah penyakit yang disebabkan baik oleh virus lain, bakteri, jamur atau parasit, yang bila system kekebalan tubuh baik kuman ini dapat dikendalikan oleh tubuh.
Pada tahap ini pengidap HIV telah berkembang mnjadi penderita AIDS, gejala AIDS yang timbul adalah :
1.      Radang paru
2.      Radang saluran pencernaan
3.      Radang karena jamur dimulut dan kerongkongan
4.      Kanker kulit
5.      TBC
6.      Gangguan susunan saraf

Menghindari Penularan HIV/AIDS


Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan maupun vaksin untuk mencegah penyakit ini. Upaya – upaya pencegahan harus dikaitkan dengan bagaimana penularan AIDS dapat terjadi, yang telah dibicarakan sebelumnya.
a.       Pencegahan Penularan melalui hubungan Seksual
Telah kita ketahui bahwa infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan seksual. Oleh sebab itu, pencegahan penularan mealalui hubungan seksual memegang peranan paling penting.  Untuk itu setiap orang perlu memiliki perilaku seksual yang aman dan bertanggungjawab, yaitu :
a)      Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah (abstinence). Hubungan seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah.
b)      Bila telah menikah, hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri, yaitu suami atau isteri sendiri. Tidak melakukan hubungan seksual diluar nikah. (Be Faitful)
c)      Bila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV maka dalam melakukan hubungan seksual harus menggunakan kondom (Condom) secara benar dan konsisten.
Ketiga konsep pencegahan diatas ini dikenal dengan istilah ABC ( Abtinence, Be Faitful, Condom)
d)     Mempertebal iman dan takwa agar tidak terjerumus kedalam hubungan – hubungan seksual diluar nikah.

Penularan Melalui Darah


Penularan HIV melalui darah menuntut kita untuk berhati – hati dalam berbagai tindakan yang berhubungan dengan darah maupun produk darah dan plasma.
Ø   Tranfusi darah
Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk tranfusi tidak tercemar HIV. Perlu dianjurkan pada seseorang yang HIV(+) atau mengidap virus HIV dalam darahnya, untuk tidak menjadi donor darah. Begitu pula dengan mereka yang mempunyai perilaku berisiko tinggi, misalnya sering melakukan hubungan seksual dengan ganti – ganti pasangan.
Ø   Penggunaan produk darah dan plasma
Sama halnya dengan darah yang digunakan tranfusi, maka terhadap produk darah dan plasma (cairan darah) harus dipastikan tidak tercemar HIV.
Ø   Penggunaan alat suntik, dan alat lain yang dapat melukai kulit
Penggunaan alat – alat seperti jarum, jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik, perlu memperhatikan sterilisasinya. Tindakan disinfeksi dengan pemanasan atau larutan desinfektan merupakan tindakan yang sangat penting untuk dilakukan.
a.       Pencegahan Penularan dari Ibu kepada Anak
Seorang ibu yang terinfeksi HV, risiko penularan terhadap janin yang dikandungnya atau bayinya cukup besar, kemungkinan 30 – 40 %. Oleh karena itu, bagi seorang ibu yang sudah terinfeksi HIV dianjurkan untk mempertimbangkan kembali tentang kehamilan.
Mlihat kondisi diatas, yang bias kita lakukan untuk pencegahan penyebaran HIV adalah berperilaku yang bertanggungjawab  baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain, dan berperilaku sesuai dengan tuntunan norma agama dan sosial yang berlaku dimasyarakat.
Ada dua diagnose laboratorium yang dapat dilakukan, yaitu :
1)            Cara langsung, yaitu dengan isolasi virus dari sampel, umumnya menggunakan mikroskop electron dan deteksi antigen virus. Salah satu deteksi antigen virus adalah dengan Polymerase Chain Reaction (PCR).
2)            Cara tidak langsung, yaitu denga melihat respon zat anti spesifik tes, misalnya :
a)      ELISA, sensivitasnya tinggi (98,1 – 100%), biasanya memberikan hasil positif 2-3 tahun setelah infeksi.
b)      WESTERN BLOT, spesifitasnya tinggi ( 99-100%), pemeriksaan ini cukup sulit, mahal, dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
  1. Penyembuhan HIV/AIDS dengan obat
Obat-obat yang dikenal sekarang hanyalah berupa obat-obatan yang dapat menambah daya tahan tubuh penderita atau untuk memperpanjang umur penderita
Berikut ini jenis obat-obatan yang dikenal di dunia kedokteran yang dipergunakan untuk menyembuhkan penderita HIV/AIDS.
a.       AZT (Azidothymidine), obat ini mampu menahan perkembangan virus, namun obat ini mengandung efek penderita yaitu penderita akan mengalami kerusakan tulang sumsum dan menderita anemia beat, akibatnya penderita harus menjalani tranfusi darah.
b.      DDI (Diseoxycitidine), obat ini mampu menahan reproduksi virus AIDS dalam darah. Obat ini tidak menimbulkan efek samping bagi penderita.
c.       DDC (Zalcitabine ), obat ini seperti AZT dan DDI yaitu obat ini dapat menahan perkembangan virus AIDS
Menurut para ahli ketiga obat tersebut mampu memperpanjang umur penderita hingga satu sampai dua tahun.

0 komentar:

Posting Komentar